Ekpresi Historis Pondok Pesantren KH.Syamsuddin
Pendahuluan
Ditengah – tengah maraknya perkembangan, perubahan tatanan sosial dan kampanye

Oleh karena itu tidak mengherankan apabila para Ulama’, kiyai melalui lembaga pendidikan yang dinamakan pondok pesantren mulai mengembangkan islam, dan akhirnya banyak tumbuh dan berakar di masyarakat. Akhir – akhir ini fungsi dari pondok pesantrenbaik dalam pembangunan mental dan spiritual, bahkan menjadi salah satu signifikan tumpuan dan harapan. Meski ada sekelompok manusia yang berasumsi minus, bahwa pesantren cenderung kuper dan ketinggalan zaman, asumsi – asumsi ini tak lain berakar dari kepicikan kuper informasib atau terbelakangnya mereka dalam mengatasi kondisi pondok pesantren saat – saat ini.
Lahirnya pondok pesantren yang mandiri (independen) yang beralokasikan 24 jam penuh serta mengembangkan kesederhanaan, merupakan sepesialisasi pondok pesantren yang akhir – akhir ini banyak berguna dan bermanfaat dikalangan masyarakat luas baik pemerintah ataupun umat islam.
Ekspresi historis Pondok Pesantren KH.Syamsuddin
Pondok Pesantren KH.Syamsuddin didiirikan pada tahun 1925, oleh KH.Syamsuddin yang berazazkan agama islam dengan konsentrasi keilmu fiqih. Pondok Pesantren KH.Syamsuddin terletak di Jl. Lawu, 4/6 Duri Sawo, Nologaten Ponorogo city. Cikal bakal pondok Pesatren KH.Syamsuddin adalah “ Bait Al – Taqwa “ sebuah asrama/ bangunan indah dan mempesona.
Berdasarkan AD – RT Yayasan PP.KH.Syamsuddin ini didirikan dengan tujuan :
1. Mempertinggi dan memperluas pendidikan dalam pengajaran agama.
2. Mencetak calon – calon guru, mubaligh dan zu’ama islam.
Almaghfurlah. KH. Syamsuddin mendirikan pondok dilatar belakangi oleh pemikiran belilau bahwa pada masa itu rakyat indonesia, Durisawo khususnya sangat membutuhkan sebuah lembaga pendidikan yang membentukpribadi atau watak insani yang kokoh imanya serta bertaqwa kepada ALLOH SWT. Sehingga kerusakan, kedzaliman dan kemaksiatan berangsur – angsur berkurang dan sampai tidak di rasakan lagi.
Hari ke hari PP. KH. Syamsuddin mengalami kemajuan yang cukup baik. Santri – santrinya tidak hanya dari ponorogo, bahkan ada yang dari luar kota dan luar jawa (1930) Pada tahun 1937 beliau meningkatkan mutu pendidikan dengan menambah fan – fan yang lain, antaranya : Al-Qur’an beserta tafsirnya, ilmu Hadist, Ushul fiqih dan ilmu alat disamping fan yang telah ditetapkan terdahulu.
Sumbangan jasa PP. KH. Syamsuddin terhadap kemerdekaan RI diantaranya
1. Pada masa penjajahan belanda aktifitas PonPes dihentikan dan diganti untuk berjihat melawan penjajah belanda dengan bergabung dengan laskar hasbulloh yang dippimpin oleh KH. Zaenal musthofa.
2. Pada masa penjajahan jepang, KH. Syamsuddin dikirim ke bogor jawa barat.
3. Pada masa PKI di Madiun (Muso) tahun 1948 KH. Syamsuddin brsama putranya (Aboe Amar Syam) dijebloskan di penjara.
Ekpresi Histotis Perkembangan PonPes KH. Syamsuddin
Hari demi hari laju santri semakin bertambah banyak dan pemondokan (asrama) yang tidak cukup lagi untuk menampung mereka mendorong Almaghfurlloh KH..Syamsuddin berfikir keras, berusaha maksimal untuk selekasnya mewujudkan pemondokan yang memadai. Pada tanggal, 25 oktober 1957 PonPes KH.Syamsuddin membentuk yayasan, pada notaris Tjiok hong wan, dalam rangka mencari dana untuk pembangunan asrama, mushola dan gedung madrasah. KH.Syamsuddin meninggal pada hari ahad, 17 september 1967 bertepatan pada tanggal 13 djumadil akhir 1387 H. tepatnya pada pukul 20.30 WIB. Dalam usia 80 tahun, beliau meninggalkan amanah ALLOH SWT. Yang telah dipenuhi selama kehidupan beliau.
Akan tetapi kepergian beliau tidaklah mengurangi kebesaran PonPes KH.Syamsuddin, bahkan gaung PonPes. KH.Syamsuddin keseluruh tanah air. Untuk mengenang jasa beliau, namanya diabadikan menjadi nama pondok pesantren yang beliau tinggalkan. Hal ini terjadi pada tanggal 12 juli 1969. dan disahkan oleh menteri kesejahteraan rakyat indonesia, bapak KH.Dr.Idham cholid yaitu bernama Pondok pesantren KH.syamsuddin.
Berdasarkan wasiyat almaghfurlloh (KH.Syamsuddin) yang dipilih menjadi pengasuh selanjutnya adalah KH. Drs. Ahmad tajuddin syam (putra ke 8) dengan dibantu saudara – saudaranya. Keteladanan KH. Syamsuddin benar – benar melekat di sanubari putra – putri beliau, sehingga perjalanan pondok pesantren tidak mengalami kemrosotan sedikitpun dan kemunduran baik segi kualitas maupun kuantitas.

Sejak dirintisnya pondok pesantren KH.Syamsuddin hingga sekarang dapatlah diseleseikan proyek perkembangan fisik bangunan maupun perkembangan lainya :
1. Ekspresi Historis tahap pertama (KH.Syamsuddin)
A. Mendirikan ibtida’iyah NU pada bulan september 1938 – 1939.
B. Pembangunan asrama santri, gedung mualimin, mushola, aula serta kediaman asatidz (1958)
C. Mendirikan Mualimin 6 tahun berdasarkan piagam depag jatim (1 januari 1979)
D. Menambah ruangan kelas mualimin pada tahun 1961.
2. Ekspresi Historis tahap kedua (sepeninggal KH.Syamsuddin).
Pada sebagian pondok pesantren terlihat kurang mengenal pembangunan sarana fisik dan letak tata (lay out) bangunan yang memenuhi syarat pendidikan, kesehatan, keamanan dan keindahan terlebih dahulu. Pondok pesantren salaf hal ini harus dimaklumi dan dianggap wajar, karena mulai berdirinya memang usaha kiyai sendiri yang sudah barang tentu kemampuanya sangat terbatas serta kurang didukung oleh ahli bangunan (Arsitektur) pada masanya.
Akan tetapi melihat sikon dan tuntutan masyarakat yang bermacam – macam dan disana – sini banyak tumbuh pendidikan yang coraknya beragam dan semuanya mempunyai misi yang sama, yaitu berebut mencari masa dan pengikut, maka bertolak dari sini, masalah prasarana fisik ini perlu diperbaruhi dan perlu ditingkatkan. Situasi diatas jauh hari sudah di antisipasi pengasuh PonPes. KH.syamsuddin. Hal ini terbukti pada masa kepengasuhan KH. Drs. Ahmad tajuddin Syam, banyak upaya – upaya yang dilakukan, diantaranya :
A. Merintis PonPes. Almunjiyah
B. Membangun asrama untuk menampung santri yang kian hari semakin banyak.
C. Mengaktivkan kembali lembaga formal yang pada tahun ajaran 1984 / 1985 yang mengalami kevakuman.
D. Mendirikan madrasah diniyah yang diberinama “AL- MADRASAH ALKHOSHOH LITA’LIMI AL KUTUBI ALSALAFIYAH ‘ALATHORIQOTILALHADITSAH”
3. Ekspresi Historis Ke tiga
Adapun penggantian kepengasuhan selanjutnya adalah bpk. Ayyub ahdiyan Syam, SH. Banyak upaya – upaya beliau untuk perkembangan pondok pesantren KH.Syamsuddin, diantaranya :
A. Merenofasi asrama santri putra
B. Merenofasi sighor dan difungsikan sebagai kantor pondok KMD.
C. Merenofasi aula ponpes. KH.Syamsuddin.
D. Melengkapi peralatan – peralatan lainya.
Dapat disimpulkan bahwa pembangunan sarana dan prasarana fisik PP.KH.Syamsuddin sudah semakin maju. Fenomena ini tidak lain sebagai salah satu penunjang mata rantai dari keseluruhan tujuan pendidikan dan pengajaran di PP.KH.Syamsuddin. Tentunya nampak lebih praktis, estetika, mengiurkan, sejuk dipandang dan banyak mengundang selera. Demikian halnya PP.KH.Syamsuddin, perubahan yang terjadi pada luarnya saja, sedangkan esensi misi dan orientasinya tetaplah berpijak pada amanat Almaghfurlloh KH.Syamsuddin.
Ekspresi Historis Berdirinya Pondok Al – Munjiyah
Pondok pesantren putri Al – munjiyah merupakan pengembangan dari pondok pesantren KH.Syamsuddin, yang terletak disebelah barat ndalem keprabon yang juga bersebelahan dengan PP.KH.Syamsuddin.
Berdirinya PP.putri Al – Munjiyah merupakan gagasan, rintisan dan perjuangan dari bapak KH.Drs.Ahmad tajuddin Syam. Beserta saudara – saudaranya. Pada tahun 1979 yang asas tujuanya disesuaikan dengan pondok putra KH.Symsuddin. Bapak KH.Drs.Ahmad tajuddin Syam. Adalah putra ke 8 dari Almaghfurlloh KH.Syamsuddin, beliau dilahirkan diponorogo tepatnya tanggal 25 juli 1944. Dari kecil beliau selalu mendapat bimbingan dari orang tuanya. Sekitar tahun 1953 beliau menamatkan belajar di SDN Nologaten kemudian di PGA Madiun dan mondok dipesantren (lembaga pendidikan formal milik pondok).
Setelah tamat beliau kuliyah di IAIN jakarta sekitar satu bulan kemudian pindah ke UNMER malang, tetapi juga tidak sampai selesei. Sekitar tahun 1963 beliau mondok di lasem rembang (pondok syikh masduki) karena terjadi gejolak politik negara pada saat pada waktu itu, yaitu pemberontakan G 30 S/PKI beliau terpaksa pulang. Bapak KH.Drs.Ahmad tajuddin Syam. Adalah tipe orang yang mempunyai kemauan yang kokoh serta disiplin yang tinggi, terutama dalam menutut ilmu, dengan bukti beliau masih semangat kuliyah di INSURI malang fakultas tarbiyah sampai selesei. Dan menyandang sarjana pada tahun 1986. disaat sibuk dalam mengasuh pondok putri Al – Munjiyah berawal dari 13 saudara yang sebagian besar famili dari bapak KH.Drs.Ahmad tajuddin.
Yang ikut mengaji dirumah beliau, sebagian dari mereka itu adalah Nurhamdanah, Nihayah, Ida, Nursyamsiyah(dungus), suryah, Hawin(sooko), Umi(pulung), Maimunah(sampung) yang semuanya disekolahkan di Aliyah Mu’alimat NU ponorogo. Dalam kehidupan sehari – hari mereka menempati rumah ibu fathonah, adik Al – maghfurloh KH.Drs.Ahmad tajuddin(ibu bapak Drs.Hudaya munief hamidie) yang lokasinya berada dibelakang rumah beliau.
Kemudian anak yang ikut mengaji dari waktu ke waktu semakin banyak terutama teman – teman 13 Fmili tadi. Maka pada tahun 1980 rumah ibu fathonah dibongkar untuk menambah bahan bangunan pondok yaitu, dipan besar yang semula digunakan untuk tambahan penyangga atap, yang sampai sekarang ini dapat disaksikan , oleh karena itu bapak KH.Drs.Ahmad tajuddin memberi nama pondok tersebut dengan nama Al – Munjiyah yang maknanya “penyelamat agama dan umat”, serta mengenang jasa dari nenek KH.Drs.Ahmad tajuddin (mbh Munjiyah) pada saat bentuk kegiatanya sangat sederhana kurikulumnya belum standart.
Kegiatanya terfokus pada sistem peningkatan pendidikan pesantren yaitu, pengajian ba’da subuh dan maghrib. Seiring dengan perjalanan waktu, santri – santri Al-munjiyah semakin banyak, maka almaghfurloh KH.Drs.ahmad tajuddin menambah ruangan disebelah selatanya.
Sekitar tahun 1986 sistem pendidikan pesantren memiliki kurikulum baru yaitu “AL MADRASAH AL KHOSOH LITA’LIIMI KUTUBI AL SALAFIYAH “AL THORIQOT AL JADIDAH”. Sekitar tahun 1986 dimulai pembangunan pondok pesantren putri Al – Munjiyah berlantai dua yang terdiri dari 15 kamar dilengkapi dengan 12kamar mandi dan 8 kamar kecil yang terletak disebelah barat, dan berakhir 1991 yang juga masih diteruskan penyempurnaanya. Dalam kegiatan sehari – hari seperti sholat berjama’ah dan segala kegiatan yang khususnya berhubungan dengan santri putri dibimbing dan diasuh oleh ibunyai Hj.andjar rochani (istri Almaghfurloh KH.Drs.Ahmad tajuddin)
Santri putri Al – Munjiyah semakin hari semakin tambah banyak, tidak hanya dari ponorogo tetapi juga dari luar ponorogo bahkan dari luar jawa, kegiyatan pun semakin komplek misalnya : mujahadah setiap malam jum’at, jami’iyah burdah, diba’I, maulid berjanzi setiap malam jum’at dan ahad. Sampai sekarang pondok putri Al – Munjiyah sudah meluluskan kurang lebih 750 santri yang semuanya sudah berkiprah masyarakat sesuai dengan bidang masing – masing , santri maupun pondok pesantren putri Al – munjiyah tetap jaya dan dilindungi oleh ALLOH SWT. Amiiiin